“Hizbullah mampu menghentikan aktifitas kilang minyak dan gas Israel hanya dalam beberapa jam.”
Demikian hal ini ditegaskan oleh Sayyid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah, dalam acara peringatan untuk mengenang para komandan Hizbullah di Beirut pada sore hari Jumat kemarin.
“Kita berhasil memelihara semangat muqawamah setelah kita berhasil menang dalam perang 33 hari. Kita akan terus melanjutkan gerak muqawamah. Sekarang muqawamah sudah lebih hidup dan lebih dinamis. Akan tetapi, tantangan kita juga lebih besar,” tutur Nasrullah.
Menurut Hasan Nasrullah, seluruh kawasan Timur Tengah sekarang sedang menghadapi perang minyak dan gas. Lebanon juga tak terlepas dari kondisi ini. Ketamakan telah menjadi spesifikasi para petinggi Gedung Putih. Amerika juga merasa malu setelah masalah ini terpaksa harus dibongkar.
Nasrullah menukaskan, Israel berusaha memanfaatkan sikap acuh tak acuh negara-negara Arab untuk memasukkan dataran tinggi Golan sebagai kawasan kekuasaan mereka. Menurut pengakuan sebagian petinggi Arab, Suriah memiliki ladang minyak dan gas yang sangat luas. Inilah faktor mengapa para aktor bertikai dan berperang.
“Untuk memelihara sisa-sisa Daesh di Suriah, Amerika mencegah usaha banyak negara yang ingin memusnahkan kelompok teroris ini. Amerika enggan keluar dari Suriah karena ladang minyak dan gas yang terdapat di kawasan timur Furat,” ujar Nasrullah.
“Gedung Putih memandang Iraq dengan mata minyak. Sikap Amerika terhadap Iraq hanya berdasarkan pada kepentingan untuk melahap kekayaan negara ini,” lanjut Nasrullah.
(Al-Alam/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar