Sudah dua bulan Prabowo Subianto gencar bergerilya menemui tokoh, ormas, dan partai politik. Ketua Umum Partai Gerindra tersebut memang digadang-gadang menjadi calon penantang capres petahana Joko Widodo pada Pilpres 2019.
Jejak gerilya Prabowo bukan hanya di dalam negeri. Mantan Danjen Kopassus tersebut bahkan sampai terbang ke Mekah, Arab Saudi, untuk menemui imam besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Syihab. Dalam pertemuan yang berlangsung pada 2 Juni 2018 di kediaman Habib Rizieq tersebut, Prabowo didampingi Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais.
Juru bicara Persaudaraan Alumni 212, Novel Bamukmin, saat itu menyebut Rizieq meminta Prabowo dan Amien segera merealisasi keinginan umat mendeklarasikan koalisi Gerindra-PAN-PKS-PBB dalam waktu dekat. Juga membuka pintu untuk partai lain, terutama yang berbasis massa Islam.
Sedangkan bekas tim advokasi Rizieq, Kapitra Ampera, saat itu bilang, dalam pertemuan enam mata di Mekah tersebut, Prabowo minta dukungan kepada Rizieq untuk maju pada Pilpres 2019. “Tolong, izinkan saya maju menjadi pemimpin nasional,” begitu kata Prabowo seperti diungkapkan Kapitra. Rizieq pun menyatakan dukungannya.
Lobi-lobi politik yang dilakukan Prabowo sedikit vakum pada bulan Ramadan. Prabowo hanya melakukan sejumlah silaturahmi pada saat buka puasa bersama dengan sejumlah komponen, baik buruh, parpol, maupun kalangan internal Gerindra, demi memenangkan calon yang diusung di sejumlah pilkada serentak pada 27 Juni 2018.
Pertemuan Habib Rizieq, Amien Rais, dan Prabowo Subianto (Foto: dok. Istimewa)
Tapi jangan lupa, pada hari-H pencoblosan (Pilpres 2014), SBY dan seluruh keluarga besarnya itu memilih Prabowo-Hatta.”
Memasuki pertengahan Juli, Prabowo tancap gas melakukan sejumlah lobi politik. Tokoh pertama yang disambangi adalah Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN. Dalam pertemuan yang digelar di rumah dinas Ketua MPR, Jalan Widya Chandra, Jakarta, itu, Prabowo mengatakan hanya meng-update informasi terkait persiapan pilpres.
Saat itu Gerindra baru mendapat satu kawan koalisi, yakni Partai Keadilan Sejahtera. Namun Prabowo memandang duet bersama PKS belum kuat sekalipun untuk syarat pendaftaran capres dan cawapres sudah memadai. Gerindra dalam Pileg 2014 mengantongi 11,81 persen suara atau mendapat 73 kursi (13 persen) DPR. Sedangkan PKS mengantongi 6,79 persen suara atau 40 kursi (7,1 persen) DPR. Penggabungan kursi kedua partai tersebut di parlemen cukup memenuhi syarat presidential thresholdberdasarkan Undang-Undang Pemilu, yang menetapkan 20 persen kursi di DPR.
Namun, mengingat lawan pada pilpres sangat tangguh, yakni didukung sejumlah partai, antara lain PDIP, Golkar, PPP, PKB, Hanura, dan NasDem, Prabowo pun melakukan pendekatan ke sejumlah partai yang belum bergabung ke kubu Jokowi, yakni PAN dan Partai Demokrat.
Sekalipun Prabowo sudah berulang kali bertemu dengan Amien Rais selaku sesepuh PAN dan punya sikap serta pandangan yang sejalan, secara organisasi PAN baru menentukan sikap resmi arah dukungan seusai rakernas, yang akan digelar di Jakarta pada 5-6 Agustus nanti.
“Kecenderungan PAN sudah jelas, terlihat dari tingginya intensitas komunikasi Pak Amien dengan Mas Prabowo, yang boleh dikatakan hampir setiap hari. Selain itu, Bang Zul (Zulkifli Hasan) juga berkoordinasi dengan Pak SBY dan hadir di Prapanca. Pak Amien juga selalu bersama ulama 212. Jadi saya rasa sangat jelas ke mana arah koalisi PAN,” kata Dradjad Wibowo, anggota Dewan Kehormatan PAN.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto usai mengadakan pertemuan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Foto: dok. Istimewa)
Meski begitu, ia tidak bisa memastikan secara tegas dengan alasan dukungan PAN itu. Sebab, sebagai anggota Dewan Kehormatan PAN, dia harus menunggu hasil rakernas.
Selain berupaya menggaet PAN, Prabowo berupaya mencari dukungan Partai Demokrat dengan bertemu Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan, dalam sepekan lalu, Prabowo dan SBY saling berkunjung.
Pertemuan pertama digelar di kediaman SBY di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, 27 Juli. Dalam pertemuan pertama, baru kesepahaman yang dicapai. Selang tiga hari kemudian, yakni Senin, 30 Juli, SBY datang ke kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan. Dalam pertemuan itu, kedua partai sepakat berkoalisi. “Kita datang dengan pengertian Pak Prabowo adalah calon presiden kita,” ujar SBY seusai pertemuan tertutup dengan Prabowo.
Dukungan SBY terhadap Prabowo seperti sebuah anomali. Keduanya memang berbarengan masuk Akabri pada 1970. Namun Prabowo lulus belakangan. Karena itu pula Prabowo memanggil SBY dengan sebutan ‘senior’. Namun selama ini SBY terkesan enggan bergabung dalam koalisi yang dibangun Gerindra.
Bahkan pada Pilpres 2014, SBY tidak mendukung Jokowi-Jusuf Kalla, juga Prabowo, yang berpasangan dengan Hatta Rajasa. Padahal Hatta adalah Menko Perekonomian di Kabinet Indonesia Bersatu jilid II sekaligus besannya sendiri.
Terkait dengan hal itu, politikus PD Ferdinand Hutahaean mengaku mendengar sendiri alasan SBY memilih bersikap netral pada Pilpres 2014. SBY, yang waktu itu masih menjabat presiden, bercerita banyak mendapat laporan intelijen tentang potensi chaossangat besar. Jika SBY berpihak, suasana kacau itu bisa saja meledak.
Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yodhoyono bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (Foto: Safir Makki/CNN Indonesia)
Karena itu, SBY pun memilih menjaga stabilitas keamanan negara daripada ikut berkoalisi mendukung salah satu kubu. “Tapi jangan lupa, pada hari-H pencoblosan (Pilpres 2014), SBY dan seluruh keluarga besarnya itu memilih Prabowo-Hatta,” kata Ferdinand kepada detikX.
Kalau sekarang SBY menggiring PD ke salah satu kubu, dalam hal ini Prabowo, menurut Ferdinan, hal itu karena situasinya kini berbeda. “Kini yang bertanggung jawab keamanan kan Jokowi, bukan lagi SBY. Nah, boleh dong SBY ikut dalam pilpres ini,” tuturnya.
Namun, meski sudah melakukan lobi ke sana-kemari, belum diketahui pasti kapan Prabowo bakal melakukan deklarasi. Ketua DPP Gerindra Habiburokhman menyebut Prabowo akan melakukan deklarasi berbarengan dengan calon wakil presiden. Sedangkan Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta M Taufik bilang Prabowo akan mengumumkan cawapres pada 6 Agustus mendatang.(ft/nas/es)
Reporter/Penulis: Ibad Durohman
(Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar