Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Menteri Lukman: Jika Harus Menghukum Siswa, Hukumlah Dengan Cinta

Menteri Lukman: Jika Harus Menghukum Siswa, Hukumlah Dengan Cinta

Written By Unknown on Minggu, 03 Desember 2017 | Desember 03, 2017

Ilustrasi foto: Kemenag

Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin berpesan kepada guru pendidikan agama Islam agar menanamkan rasa cinta pada profesi dan anak didiknya. “Jika harus menghukum siswa, hukumlah dengan cinta”, kata Lukman di hadapan ribuan peserta Kongres ke-3 Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia di Surabaya, 2 Desember, seperti dilansir Kemenag.go.id

Perhelatan akbar lima tahunan AGPAII kali ini mengusung tema Memantapkan Keberagamaan, Merawat Keberagaman untuk Kejayaan NKRI dan dihadiri ribuan peserta yang berasal dari berbagai provinsi, kabupaten/kota di Indonesia.

“Alhamdulillah saya bisa hadir di forum ini dan mudah-mudahan diberkahi Allah. Kehadiran saya di Kongres AGPAII ini tidak semata memenuhi undangan, melainkan yang tidak kalah pentingnya adalah bisa bersilaturahim dengan guru pendidikan agama Islam dari seluruh Indonesia, “ kata Lukman

Sekjen AGPAII, Mahnan Marbawi yang juga guru PAI pada SMP 280 Jakarta menyampaikan, bahwa Kongres AGPAII ke 3 akan focus pada tiga hal, yakni: pemilihan ketua baru, merumuskan program kerja ke depan, dan sebagai konsolidasi antar guru se-Indonesia.

“Guru mempunyai posisi strategis dalam menentukan cara berpikir anak. AGPAII bercita-cita terus menebarkan Islam yang rahmatan lil alamin,” kata Marhan.

Ketua panitia AGPAI, Mohammad Ghozali menyatakan secara nasional, Indonesia masih kekurangan 21 ribu guru dikarenakan belum ada rekrutmen guru PNS.

Hal ini berakibat siswa akan diajar oleh guru tidak kompeten sehingga rawan disusupi paham ekstremisme. “Kenapa mendesak harus diisi, karena merupakan pemberi revolusi mental kepada siswa. Agama sangat rawan. Kalau diajarkan orang yang salah takutnya menyesatkan. Kekurangan guru itu membuat banyak kelompok radikal ingin masuk ke sekolah,” ujarnya.

Sumber: Kemenag.go.id

(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: