Daniella Goldberg, 79 tahun, selamat dari sebongkah batu tembok Ratapan jatuh pada 23 Juli 2018. (Foto: Screenshot Hadashot TV)
Sebongkah batu Tembok Ratapan ambruk kemarin pagi beratnya sekitar seratus kilogram.
Ahli arkeologi Zachi Dvira kemarin memperingatkan seluruh bagian Tembok Ratapan bisa ambruk kapan saja.
Kesimpulan ini dia sampaikan kepada the Times of Israel setelah kemarin sore mengunjungi bagian Tembok Ratapan yang batunya lepas. Karena itu dia meminta tidak ada lagi peziarah datang hingga renovasi dilakukan terhadap tempat paling disucikan oleh kaum Yahudi sejagat itu.
Dia meyakini bongkahan batu lainnya dapat jatuh kapan pun karena banyak rekahan di Tembok Ratapan. "Batu Tembok Ratapan dapat jatuh menimpa kepala peziarah," kata Dvira.
Dia menambahkan batu Tembok Ratapan jatuh Senin pagi lalu itu terdiri dari dua bagian. "Satu bagian dimakan oleh kelembaban dan sebagian lagi karena ada akar tanaman tumbuh di rekahan," kata kepala Proyek Investigasi Tembok Ratapan ini.
Sebongkah batu Tembok Ratapan jatuh Senin pagi, hanya beberapa meter dari seorang perempuan Yahudi tengah berdoa di sana. Wanita bernama Daniella Goldberg ini pun langsung meninggalkan Tembok Ratapan dalam keadaan panik. Radio Israel melaporkan batu Tembok Ratapan yang jatuh itu beratnya sekitar seratus kilogram.
"Saya tidak mendengar bunyi apapun sampai batu besar itu jatuh di dekat kaki saya," kata perempuan 79 tahun itu. Dia bilang dia biasa berdoa di sana saban pagi.
Kepada stasiun televisi Hadashot TV, Daniella mengaku tadinya berusaha untuk tidak panik. Namun dia akhirnya ketakutan dan menghentikan doanya.
Sebuah penelitian pada 2004 menyebutkan sebagian Tembok Ratapan mengalami erosi seratus kali lebih cepat dari bagian lainnya.
Jatuhnya bongkahan batu Tembok Ratapan ini terjadi sehari setelah puuhan ribu umat Yahudi berkumpul di sana pada Sabtu dan Ahad malam lalu untuk hari suci Tisha B'Av, memperingati kehancuran Kuil Suci kedua di Yerusalem.
(Hadashot/Times-Of-Israel/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar