Ali Barakah, Hamas representative in Lebanon.
Protes oleh orang-orang Palestina dalam beberapa hari terakhir menentang langkah Trump yang menyatakan Beit ul-Muqaddas yang diduduki sebagai ibukota rezim Zionis menunjukkan awal sebuah Intifadah (pemberontakan) Palestina lainnya, kata perwakilan Hamas di Lebanon.
'Orang-orang Palestina tidak akan menyerah,' Ali Barakah mengatakan kepada Kantor Berita Republik Islam dalam sebuah wawancara eksklusif baru-baru ini.
Barakah menggambarkan pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Al Quds (Yerusalem) yang suci tersebut sebagai 'kejahatan' dan 'agresi', dengan mengatakan bahwa keputusannya itu telah mengubur proses perdamaian.
"Orang-orang Palestina memberi negosiator mereka kesempatan untuk melakukan pembicaraan," katanya, "Tapi hari ini, orang-orang Palestina dengan jelas menunjukkan protes mereka terhadap proses perdamaian itu,” tambahnya.
Dengan membuat keputusan seperti itu, Trump menunjukkan bahwa Washington berbagi kekejaman dan agresi yang dilakukan oleh Tel Aviv.
"Saya pikir presiden AS salah dalam memprediksikan karena dia berpendapat bahwa setelah pengakuannya atas Beit ul-Muqaddas sebagai ibukota Zionis, orang-orang Palestina tidak akan menunjukkan reaksi apapun, dan bahwa dia akan melanjutkan keputusannya tanpa ada keberatan serius," kata pejabat Hamas tersebut.
Barakah mengatakan bahwa hari ini baik Dunia Arab dan Muslim, dari Mauritania sampai Tehran, Malaysia dan Indonesia ke ibu kota Arab semua sepakat untuk menentang keputusan Trump.
'Palestina tidak akan menyerah dan mereka tidak akan membiarkan [Perdana Menteri Zionis Benjamin] Netanyahu melanjutkan misinya untuk sepenuhnya meyahudisasikan Al Quds yang suci sampai tahun 2020," katanya.
Intifadah baru akan mempengaruhi baik Palestina maupun negara-negara Arab, tambahnya.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar