General Francois Lecointre, The head of the French armed forces.
Kepala pasukan bersenjata Prancis mengatakan hari Kamis (12/7) bahwa tentara Perancis "sangat dekat" dengan militer AS, yang juga mengakui usahanya dalam memerangi "jihadis" di Afrika, setelah Presiden AS Donald Trump mengecam sekutu NATO.“Kami memiliki hubungan unik dengan Amerika di lapangan. Kenyataannya, kami sangat, sangat dekat,” Jenderal Francois Lecointre memberi tahu radio RTL Prancis.
Lecointre mencatat bahwa Prancis memiliki tentara terbesar di Barat setelah Amerika Serikat dan bahwa Amerika mengakui keterlibatannya di tempat-tempat operasi luar negeri, "terutama di front Afrika, yang dalam keadaan menyedihkan dan yang sangat memprihatinkan."
Sekitar 4.000 tentara Prancis memburu teroris ekstremis di wilayah Sahel Afrika Barat. Perancis juga merupakan bagian dari koalisi pimpinan AS yang diduga memerangi kelompok Takfiri ISIL yang beroperasi di Irak dan Suriah.
Operasi-operasi itu "diakui" oleh AS, kata Lecointre dalam sebuah wawancara bertepatan dengan pertemuan puncak NATO di Brussels di mana Trump mengecam sekutu-sekutu Eropanya, terutama Jerman, menuduh mereka menumpang pertahanan AS.
Trump juga menyebabkan kejutan dengan menuntut anggota NATO meningkatkan pembelaannya hingga empat persen dari PDB, dari target saat ini dua persen.
Untuk memenuhi target dua persen, Prancis berencana untuk meningkatkan belanja pertahanan hingga lebih dari 40 persen, mencapai 50 miliar euro pada 2025.
(RTL/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar