Yaacov Nagel, a former security advisor to Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu.
Seorang mantan penasihat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Arab Saudi siap untuk mengorbankan Palestina dan tuntutan mereka untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan Israel.
Yaacov Nagel, yang mengundurkan diri sebagai penasihat keamanan internal perdana menteri awal tahun ini, mengatakan bahwa kerajaan tersebut akan menyetujui hampir semua kesepakatan antara Israel dan Palestina untuk melakukan "hubungan normal dengan" Israel, The Telegraph melaporkan pada hari Sabtu (25/11).
"Mereka tidak suka [orang Palestina] lebih dari kita atau kurang dari kita. Mereka perlu mengatakan bahwa ada kesepakatan untuk mengambil langkah selanjutnya [menuju normalisasi]. Jadi ini masih menjadi kendala, "kata Nagel.
Mesir dan Yordania adalah dua pemerintahan Arab yang memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Tel Aviv dan menjadi tuan rumah misi Israel. Sisa pemerintah Arab tidak memiliki hubungan diplomatik terbuka dengan rezim Israel, dan telah berusaha untuk menggambarkan diri mereka sebagai musuh tradisional Tel Aviv dan pemegang kepentingan Palestina untuk mengakhiri pendudukan Israel.
Namun, Netanyahu mengakui bahwa rezimnya memiliki hubungan dengan dunia Arab, dan bahwa hubungan tersebut membaik.
Dan dalam komentar sejarah, Menteri Energi Israel Yuval Steinitz mengatakan pada tanggal 19 November bahwa Tel Aviv telah memiliki kontak rahasia dengan Arab Saudi.
"Kami memiliki ikatan yang memang sebagian tertutup dengan banyak negara Muslim dan Arab, dan biasanya kami adalah partai yang tidak malu," katanya dalam sebuah wawancara di Radio Angkatan Darat.
Namun, para pejabat Israel tidak merahasiakan kedekatan mereka dengan Saudi dan sekutu-sekutu mereka tentang pembentukan satu front melawan Iran.
Avigdor Lieberman menulis di halaman Facebook-nya pada 18 November bahwa wilayah Timur Tengah sekarang membutuhkan sebuah koalisi anti-Iran.
Nagel juga mengatakan bahwa Riyadh sangat antusias untuk mulai membuka kerja sama dengan Israel melawan Iran bahwa "tidak peduli" kesepakatan apa yang dicapai dengan Palestina, tulis surat kabar tersebut. "Mereka (orang Saudi) tidak peduli dengan apa yang akan ada dalam kesepakatan tersebut," katanya.
(The-Telegraph/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar