Seperti diketahui bersama bahwa perang Suriah makin membara setelah banyak kelompok dari berbagai negara (sebagian mengatakan 88 negara), bergabung menjadi milisi dan firgah-firgah. Mereka mengatasnamakan Jihad dan pergi dari kampung halamannya dengan berbagai cara, termasuk dari Indonesia. Korbandari Indonesia dikatakan lebih dari 50-an orang, dan masih banyak yang lainnya yang belum diketahui rimbanya.
Dikabarkan belasan WNI diduga ISIS tertangap oleh pasukan Kurdi di Suria, Kabar ini terungkap melalui laporan kelompok pemerhati HAM, Human Rights Watch (HRW). Laporan terbaru HRW menyebut sedikitnya 800 warga asing terduga ISIS ditahan pasukan Kurdi di Suriah Utara. Di antaranya adalah 15 perempuan Indonesia dan seorang warga Malaysia.
Sebagian besar dari mereka diyakini ditahan bersama anak-anaknya. Meski demikian, pasukan Kurdi memberikan kebebasan terbatas, tapi tetap tidak diperkenankan keluar kamp tahanan.
HRW tidak mengetahui ada warga negara Asia Tenggara lain di kamp-kamp tahanan pasukan Kurdi itu atau tidak. Mereka hanya menyebut, ratusan warga asing itu juga mencakup orang dari Perancis, Jerman, Kanada, Inggris, Tunisia, Turki, Australia, dan Yaman.
Kementerian Luar Negeri RI mengaku belum bisa memverifikasi status kewarganegaraan 15 orang yang diduga warga Indonesia (WNI) yang ditahan Pasukan Kurdi di wilayah utara Suriah. Belasan WNI itu diduga pergi ke Suriah untuk bergabung dengan militan Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI Lalu Muhammad Iqbal mengatakan gempuran pasukan Suriah dan Turki di perbatasan saat ini semakin membuat situasi tidak kondusif untuk berkomunikasi dengan belasan WNI yang terindikasi berada di wilayah itu.
Sulitnya akses dan komunikasi ke sana, Iqbal membuat pihaknya belum bisa menyusun rencana untuk merespons keberadaan belasan orang yang diduga WNI tersebut. “Kami belum bisa susun rencana lebih lanjut untuk saat ini,” katanya.
Berdasarkan informasi yang kami terima, belasan WNI ini pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS,” ujarnya.
(Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar