Gayamu mengadili orang walk out sebagai orang yang tak beretika, tak bertata-krama, tak berakhlak, tak bermoral, dan tak berotak.
Emangnya kalian punya semua itu?
Bukankah kalian yang merusak tatanan demokrasi yang sehat dengan cara-cara yang kotor-njetor demi ambisi kekuasaan?
Bukankah kalian yang mengotori Indonesia dengan tingkah polah kalian yang tak beretika, tak bermoral, tak berakhlak, tak punya sopan santun dan tata-krama?
Bukankah kalian yang menodai Tanah Air dengan perbuatan-perbuatan keji kalian yang tak berotak dan memuakkan.
Apakah tindakan kalian selama ini yang hobi berbuat onar, gemar menghujat, suka menghina, demen merusak, suka berbuat kekerasan, dlsb itu tergolong berakhlak?
Apakah perbuatan kalian yang memalukan mengusir Pak Djarot dari masjid sambil menyumpahserapahi dan memaki-maki beliau dengan kata-kata kotor itu termasuk perbuatan bermoral dan beretika?
Apakah perbuatan kalian yang "mengelabuhi Tuhan", membajak masjid-masjid untuk kepentingan politik praktis dengan khotbah-khotbah dan pengajian yang penuh dengan aroma kebencian itu tergolong bermoral?
Apakah perbuatan kalian yang membela mati-matian sejumlah "ulama gadungan" yang hobi menipu umat, memanipulasi dalil, dan menebar intoleransi dan kekerasan itu tergolong berakhlak?
Daripada berceramah, akan lebih baik jika kalian beli cermin saja yang besar di Tanah Abang, lalu mengacalah untuk memastikan kalian ini sebenarnya makhluk dan species jenis apa kok bebalnya nggak ketulungan...
Oleh: Prof. Dr. Sumanto Al-Qurtuby
Sumanto Al Qurtuby is a cultural anthropologist and a university professor. A former Visiting Senior Research Fellow in the Middle East Institute of National University of Singapore, he teaches Cultural Anthropology at King Fahd University of Petroleum and Minerals, Dhahran, Saudi Arabia.
(Info-Menia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar