Istanbul Turki hari ini menjadi tuan rumah sidang darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk membahas krisis Yerusalem yang baru saja meletus ke permukaan setelah Donald Trump mengakui kota kuno ini sebagai ibu kota Israel.
Seluruh anggota OKI hadir dalam sidang maha penting ini. Salah satunya adalah Presiden Republik Islam Iran Dr. Hasan Ruhani.
“Republik Islam Iran siap bekerja sama dengan setiap negara Islam untuk membela Yerusalem tanpa prasyarat apapun,” tandas Presiden Ruhani dalam pidato pada sidang tersebut.
Teks lengkap pidato Presiden Ruhani tersebut adalah sebagai berikut:
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Yth. Bapak Erdogan, presiden Turki, dan seluruh kepala negara-negara Islam.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pertama kami saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Recep Tayyip Erdogan yang telah berinisiatif untuk menggelar sidang ini. Sebuah sidang yang telah menyebabkan seluruh kita berkumpul guna mengupas bencana menyedihkan dan luka lama Dunia Islam dalam seratus tahun terakhir yang dimulai dengan perjanjian Balfour, dan sekarang muncul kembali lantaran tindakan keliru dan ilegal presiden Amerika untuk memindahkan kedutaan besar ke Yerusalem.
Yerusalem adalah kiblat pertama Muslimin dan tanah suci ketiga Islam. Kota ini menjadi jati diri Palestina. Intifadhah baru yang telah digelar oleh bangsa mujahid Palestina dalam beberapa waktu lalu untuk melawan Amerika dan Israel membuktikan bahwa mereka tidak pernah menaruh hati untuk berharap program ompong dan selalu bertekad untuk menggapai hak mereka.
Sangat membahagiakan sekali bahwa negara-negara Islam mengambil langkah cepat untuk melawan keputusan Amerika berkenaan dengan Yerusalem ini. Sidang ini digelar lantaran sikap benar yang dilakukan oleh negara-negara Islam untuk menghadapi tindakan keliru presiden Amerika Serikat.
Saudara-saudaraku. Kia harus menggunakan setiap cara yang mungkin untuk mencegah tindakan ilegal Amerika ini.
Pertanyaan ini masih harus kita jawab bersama. Apakah faktor-faktor yang telah mendorong presiden Amerika untuk melakukan tindakan kurang ajar tersebut?
Menurut pendapat saya, satu faktor yang lebih mendorong Amerika untuk mengambil keputusan tersebut adalah usaha sebagian negara untuk melakukan normalisasi hubungan kerja sama dengan rezim Zionis. Sebagai ganti darii melawan ancaman-ancaman Israel, sejalan dengan Amerika, mereka memberikan resep untuk masa depan Palestina yang bisa membuka peluang bagi Israel untuk berkuasa atas seluruh negeri Palestina.
Sekarang semua sudah tahun bahwa musuh terbesar bangsa Yahudi bukanlah Muslimin dan juga bukan bangsa Arab. Tetapi proyek Zionis yang sangat berbahaya. Kita Muslimin, Kristen, dan Yahudi adalah pemilik sejarah kawasan ini. Kaum Zionislah yang asing di sini dan memaksakan keberadaan mreka di kawasan ini. Merekalah yang telah menanam benih terorisme dan kekerasan dari sejak permulaan abad lalu.
Dalam beberapa dasawarsa terakhir, rezim Zionis bertanggung jawab atas pembataian dan keterasingan rakyat Palestina serta penghinaan terhadap simbol-simbol suci Islam di Palestina. Amerika selalu bersama mereka dalam seluruh kejahatan ini. Di Dewan Keamanan PBB, Washington membela Israel dengan memanfaatkan hak veto dan selalu mengirimkan senjata destruktif guna menyulut perang.
Sangat disayangkan, sebagian negara malah menjadikan Amerika sebagai wasit di sepanjang perundingan Palestina, atau malah menanti dukungan Washington.
Amerika tidak pernah dan tidak akan pernah menjadi penengah yang jujur. Keputusan terbaru Amerika telah menegaskan bagi mereka yang masih membuka celah harapan bagi rezim ini bahwa Washington hanyalah ingin memenuhi kepentingan maksimal Israel, dan sedikit pun tidak pernah menghormati tuntutan rakyat Palestina.
Untuk melawan tindakan lalim dan picik ini, kita harus mengambil langkah-langkah berikut ini:
1. Keputusan terbaru Amerika dalam menetapkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan pemindahan kedutaan besar ke kota ini harus dikecam dengan keras dan tegas.
2. Dalam kondisi seperti sekarang ini, persatuan seluruh Dunia Islam untuk melawan rezim Zionis sangat urgen dan diperlukan. Jika kita memiliki perbedaan pandangan dalam beberapa masalah, sudah seyogyanya kita tidak berbeda panangan dalam membela Yerusalem dan cita-cita Palestina. Seluruh problematikan Dunia Islam bisa diselesaikan melalui jalan dialog. Hanya melalui jalan persatuan Islam, kita bisa membela hak-hak umat Islam dan Yerusalem.
3. Pemerintah Amerika harus sadar bahwa Dunia Islam tidak pernah acuk tak acuh berkenaan dengan nasib Palestina dan Yerusalem. Menghina seluruh kesepakatan internasional dan pendapat mayoritas masyarakat internasional tentang Palestina pasti memungut biaya politik.
4. Negara-negara Islam dengan satu suara harus mennjukkan penentangan terhadap keputusan Amerika ini pada saat berdialog dengan para sekutu Amerika, terutama negara-negara Eropa, serta menekankan kekokohan seluruh negara ini dalam melawan keputusan terbaru Trump.
5. Tema Palestina harus kembali menjadi tema pertama Dunia Islam. Setelah berhasil mengalahkan Daesh di Iraq dan Suriah serta kontinuitas untuk memerangi seluruh kelompok teroris yang lain, kita jangan lupa terhadap ancaman rezim Zionis termasuk reaktor nuklir rezim yang sedang mengancam dunia.
6. PBB terutama Dewan Keamanan PBB dan Sidang Umum PBB memegang peran kunci dalam melawan keputusan terbaru Amerika. Sangat urgen bagi seluruh utusan negara-negara Islam di PBB untuk mengikuti setiap kajian secara aktif.
7. Setiap gerak-gerik rezim Zionis harus selalu dipantau dan diawasi. OKI akan menggelar sidang di tingkat menteri atau kepala negara apabila diperlukan.
Republik Islam Iran bersedia melakukan kerja sama dengan setiap negara Islam tanpa prasyarat dalam rangka membela Yerusalem.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar