Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Simposium Alumni Jamiah Al-Mustafa ke-10

Simposium Alumni Jamiah Al-Mustafa ke-10

Written By Unknown on Selasa, 09 Januari 2018 | Januari 09, 2018


Hari ini Sabtu 6 Januari 2018 / 16 Dey 1396 Sarasehan / simposium Alumni Universitas Internasional Al-Musthafa ke-10 resmi dibuka oleh Ketua penyelenggara Hujatul Islam wal Muslimin Qanbary. Sarasehan kali ini dihadiri oleh sekitar 100 peserta dari 35 negara termasuk dari Indonesia yang diwakili oleh 5 orang; 3 laki-laki dan 2 perempuan.

Pembukaan acara simposium diadakan di Aula pertemuan Syahid Arif Husain Husaini, Universitas Imam Khomeini ra yang nantinya akan menjadi pusat kegiatan Simposium selama 2 Minggu ke depan.

Acara dimulai dengan pembacaan ayat-ayat suci Alquran di mana Qari membawakan ayat 105 – 111 Surah Al-Kahfi. Acara kemudian dilanjutkan dengan mendengarkan lagu kebangsaan RII yang dilakukan seluruh peserta di Aula dengan berdiri.

Pembawa acara yang sekaligus Sekretaris Jenderal simposium Hujjatul Islam Dihqoni menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada semua peserta atas kehadirannya dan mengharap partisipasi untuk kelancaran dan suksesnya simposium.

Ulasan singkat simposium tahun lalu beliau sampaikan dan tidak ketinggalan susunan acara pada tahun ini. Ada tiga program pokok; program ilmiah, program kebudayaan dan lokakarya pilihan.

Pertama, program ilmiah akan dibahas tentang hal-hal berikut: Aliran-aliran Ahli hadis, sekte-sekte Syiah (Zaidiyah), Taqrib dan Mahdiisme. Sebagaimana bahasan tentang pergolakan dunia Islam; media, politik dan tablignya tidak luput dalam agenda ini. Begitu juga ada program diskusi bersama tentang topik-topik hangat; Kita dan Ahlusunnah, pemuda, wanita dan keluarga, aktivitas Republik Islam Iran serta pengalaman tablig.

Selain tiga hal tadi dalam program ilmiah juga ada acara woksshop / lokakarya di bidang manajemen media, yayasan kebudayaan, manajemen sekolah ilmiah dan manajemen pusat-pusat keagamaan dan Alquran.

Kedua, acara / program kebudayaan yang mengagendakan ziarah kepada Imam Ali Ridho as di Masyhad, Ziarah kepada Sayyidah Maksumah as dan ziarah ke Masjid Jamkaran di kota suci Qom. Yang membuat peserta bersholawat penuh harap adalah saat Direktur mengupayakan pertemuan dengan Rahbar Sayyid Ali Khamenei hf.

Selain itu dalam program kebudayaan juga diagendakan kunjungan ke berbagai tempat-tempat penting seperti ke perpustakaan Ayatullah Mar’asyi Najafi dan kunjungan ke Museum hukum-hukum Islam.

Ketiga, program workshop tambahan dan pilihan setiap peserta, meliputi lokakarya pelaksanaan Training maya, Training intensif dan metode pengajaran bahasa Persia.

Kemudian acara langsung dilanjutkan dengan sambutan dari Direktur Al-Musthafa, Ayatullah Ali Reza A’rafi. Beliau memberikan sambutan hangat untuk seluruh peserta dan tak lupa memberikan wejangan-wejangan berharga baik untuk suksesnya acara juga untuk kesuksesan para peserta.

Di antara poin-poin yang beliau sampaikan:
1. Tak letih untuk selalu menambah ilmu dan pengetahuan dalam setiap harinya.
2. Menyandang akhlak ilahi dan akhlak sosial
3. Mengenal kondisi politik
4. Pintar membawa diri dalam menghadapi pihak lain; interaksi yang arif dan menjauhi perdebatan dengan agama lain, memperkuat persatuan dengan mazhab lain terlebih dengan mereka yang sesama mazhab lebih lagi sesama alumni Almusthafa.
5. Bertukar pikiran dengan sesama alumni yang menjadi filosofi simposium alumni
6. Tetap menjaga hubungan dan koneksitas dengan Qom
7. Memantau dan membimbing para pelajar yang sedang aktif di Almusthafa
8. Berupaya untuk mendirikan yayasan, sekolah dan lain-lain.

Sebelum memberikan wejangan-wejangan ini di bagian awal sambutannya, Ayatullah A’rafi memberikan penjelasan salah satu kalimat singkat Amirul mukminin Noer 286 Nahjul Balaghah.

كَانَ لِي فِيمَا مَضَى أَخٌ فِي اَللَّهِ وَ كَانَ يُعْظِمُهُ فِي عَيْنِي صِغَرُ اَلدُّنْيَا فِي عَيْنِهِ وَ كَانَ خَارِجاً مِنْ سُلْطَانِ بَطْنِهِ فَلاَ يَشْتَهِي مَا لاَ يَجِدُ وَ لاَ يُكْثِرُ إِذَا وَجَدَ وَ كَانَ أَكْثَرَ دَهْرِهِ صَامِتاً فَإِنْ قَالَ بَذَّ اَلْقَائِلِينَ وَ نَقَعَ غَلِيلَ اَلسَّائِلِينَ وَ كَانَ ضَعِيفاً مُسْتَضْعَفاً فَإِنْ جَاءَ اَلْجِدُّ فَهُوَ لَيْثُ غَابٍ وَ صِلُّ وَادٍ .

Sekitar 20 menit beliau menjelaskan ungkapan imam Ali as tersebut. Di mana intinya inilah kriteria seorang yang dibanggakan oleh Ali as yang harus kita upayakan:
1. Dunia terlihat kecil di matanya.
2. Terbebas dari kontrol perut dan syahwatnya; tidak berambisi untuk memiliki sesuatu dan juga tidak berlebihan dalam menggunakan sesuatu.
3. Mayoritas waktunya digunakan dalam diam.
4. Namun jika berbicara mengungguli ungkapan yang lain dan memuaskan para penanyanya.
5. Dirinya lemah namun jika jihad tiba laksana singa hutan dan ular sahara (yang berbahaya).

Dalam Simposium dua Minggu ini akan diisi serta dipandu oleh belasan Ustadz dan para pakar di bidangnya masing-masing. Sukses untuk Simposium ke-10 Alumni Almusthafa Internernasional.

Acara pembukaan ditutup dengan rangkuman dari ketua panitia di mana sebelumnya semua peserta memperkenalkan diri dan aktivitasnya selama ini.

(Abu-Najib/Ikmal-Online/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: